Kamis, 23 September 2021

#220921 naluri membuat kita mengikutsertakan emosi dalam mengambil keputusan

Teori prospek menunjukkan bahwa orang yang 
memiliki kecenderungan irasional untuk lebih enggan mempertaruhkan 
keuntungan (gain) daripada kerugian (loss), apabila seseorang dalam posisi 
untung maka orang tersebut cenderung untuk menghindari risiko atau disebut risk 
aversion, sedangkan apabila seseorang dalam posisi rugi maka orang tersebut 
cenderung untuk berani menghadapi risiko atau disebut risk seeking.
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil 
keputusan dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses 
pembuatan keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan harga 
yang biasa terjadi di ilmu ekonomi. Teori prospek ini berawal dari penelitian yang 
dilakukan oleh Kahneman & Tversky (1979) dalam penelitian Adiasa (2013), 
mengenai perilaku manusia yang dianggap aneh dan kontradiktif dalam 
mengambil suatu keputusan. Subjek penelitian yang sama dengan beberapa 
pilihan yang sama namun diformulasikan dengan cara yang berbeda maka hasil 
keputusan seseorang akan berbeda. Kahneman & Tversky (1979) dalam Adiasa 
(2013) menamakan perilaku orang tersebut sebagai risk aversion behavior dan risk 
seeking behavior.
Dalam teori prospek, Kahneman & Tversky (1979) seperti yang dikutip dalam 
penelitian Adiasa (2013), mengungkapkan bahwa seseorang akan mencari 
informasi terlebih dahulu kemudian akan dibuat beberapa “decision frame” atau 
konsep keputusan. Setelah konsep keputusan dibuat maka seseorang akan 
mengambil keputusan dengan memilih salah satu konsep yang menghasilkan 
expected utility yang terbesar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar