Menemukan Ikigai artinya menemukan titik tengah dari keempat hal tadi dari diri kita.
Nah, sebelum kita lanjut, coba deh kamu ambil notes, lalu buat daftar dari masing-masing hal tadi. Bikin yang banyak dan sebebas-bebasnya. Anggap aja ini ajang latihan biar kamu makin kenal sama diri sendiri.
Di sini, biar seru dan bisa dibayangin, kita coba buat satu manusia imajiner ya. Sebut aja namanya Rachel. Dan kita akan buatkan daftar dari keempat hal tadi.
Apa yang disenangi Rachel:
Travelling
Masak kue
Menulis
Ekplor hal-hal baru
Suka ke pantai
Suka berenang
Suka kucing
Tugas buatmu: jangan pikirin diagram venn yang lain. Fokus pada “apa yang kamu suka” selama menjalani hidup.
Apa yang dikuasai Rachel:
Jago hal-hal yang berbau hitungan
Jago mengedit video
Bikin puisi
Jago mengatur waktu
Jago bersosialisasi (ini bukan cuma senang nongkrong, tapi Rachel emang “jago” menempatkan diri di berbagai lingkuangan sosial)
Tugas buatmu: jangan pikirin diagram venn yang lain. Fokus pada “apa yang kamu kuasai” selama menjalani hidup.
Apa (skill) yang Rachel punya sampai orang berani bayar dia:
Mengajar (Rachel sempat diminta teman ibunya untuk mengajar anaknya yang masih kelas 5 SD)
Bikin video
Tugas buatmu: jangan pikirin diagram venn yang lain. Fokus pada “apa yang kamu punya sampai orang berani bayar kamu” selama menjalani hidup.
Apa yang dunia butuhkan:
Otomatisasi
Konektivitas
Kesetaraan
Kepedulian terhadap binatang
Tugas buatmu: jangan pikirin diagram venn yang lain. Fokus pada “apa yang dunia butuhkan saat ini” selama menjalani hidup.
--
Kalau udah, kita akan masuk ke tahap berikutnya. Periksa notes-mu, lalu berterimakasihlah karena setiap manusia diberikan kreativitas untuk membuat sesuatu dari hal-hal yang ada. Cari irisan dari masing-masing kelompok diagram venn kamu.
Baca juga: Berbagai Macam Sesat Pikir
Kamu akan menemukan passion, dari irisan antara apa yang kamu suka dan kamu kuasai. Dalam kasus Rachel, passion-nya mungkin segala sesuatu yang berkaitan sama puisi, travelling dan menjalin networking dengan orang baru, atau mengabadikan sesuatu lewat video.
Tapi, apa bisa Rachel hidup dari mengandalkan “passion” dia ini?
Bisa, tapi menurut Ikigai itu kurang.
Di perjalanan hidupnya, Rachel akan pusing karena nggak memikirkan keuangannya. Dia melakukan semata-mata untuk kesenangan diri (walaupun hasil yang dia buat itu bagus).
Coba kita cari irisan antara “apa yang Rachel kuasai” dan “Skill yang membuat Rachel bisa dibayar”. Mungkin Rachel bakal mutusin buat masuk ke sekolah jurusan perfilman. Dan di masa depan, dia bakal bisa punya profesi kerja menjadi editor film. Karena dia jago ngedit, dan bisa dibayar untuk itu.
Biasanya, orangtua bakalan punya andil di bagian ini. Dan biasanya, orangtua selalu ingin anaknya “sukses” di masa depan. Maka, dia melihat diagram venn di bagian “skill yang bisa dibayar”. Ibunya Rachel pun pengin dia masuk jurusan akuntansi karena menurut sang Ibu, “nanti gampang dapat kerja”.
Ini sangat bisa terjadi kan?
Lalu setelah Rachel lulus dia punya skill dan jago di bidang akuntansi. Dia pun bisa hidup sebagai seorang akuntan. Dalam diagram di atas, kondisi Rachel cuma hidup sebagai “profesi” karena sebenarnya dia nggak suka jadi akuntan.
Hidup sebagai akuntan sebetulnya sah-sah aja dan gakpapa. Tapi, dalam Ikigai, supaya hidup kita berharga dan bahagia, kita perlu mikirin 2 aspek diagram venn lain: apa yang kita suka, dan apa yang dibutuhkan dunia.
--
Oke, kayaknya itu tadi contoh kasus paling sering yang dialami orang deh. Sisanya kita diskusiin di kolom komentar aja ya. Supaya tulisannya nggak terlalu panjang, kita langsung coba buat karir palsu yang paling ideal buat Rachel. Kita akan menemukan konsep Ikigai dalam diri Rachel.
Dengan mengiriskan keempat diagram venn tadi, Rachel mungkin akan paling merasa happy, dan selalu punya tujuan hidup setelah bangun saat dia hidup sebagai produser video dalam sebuah brand travel. Dia suka menulis dan mengeksplor tempat dan traveling, dia jago akan editing, lalu bisa dibayar untuk melakukan itu. Buat Rachel, yang dia lakukan juga bermakna karena pekerjaannya punya impact kepada dunia: mengenalkan lokasi tempat wisata baru yang selama ini kurang terekspose. Impact lanjutannya, roda perekonomian di sekitar tempat tersebut juga maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar