Pada akhir 1960-an budaya gig dan hippi mulai bercampur baur, karena pengaruh itu, Jobs pun memiliki dunia diluar matematika sains dan elektroniknya. Ia mulai mencoba-coba mengonsumsi narkoba jenis LSD tahun 1972 jobs masuk ke ribcolage sekolah seni liberal di oregan. Disana ia menjadi sangat serius bermeditasi dan bereksperimen dengan LSD bersama teman-temannya baginya pengalaman obat terlarang itu membantunya memperkuat pemikirannya tentang apa yang sebenarnya penting dalam hidup. Ia menjadi sadarkalo koin itu memiliki 2 sisi berlainan. Bagi jobs hal terpenting baginya adalah menciptakan sesuatu yang hebat yang bisa mengubah dunia karena minatnya akan dunia spiritual timur begitu kuat ia terbang langsung ke India dan tinggal disana selama 7 bulan. Budisme Zen sangat merasuk dalam kepribadiannya, mempengaruhi pendekatan estetik minimalisnya dan memperkenalkannya pada kekuatan intuisi. LSD dan dunia spiritualnya telah membuat jobs menjadi orang gigih yang keinginannya harus terwujud. Jadi, kalo ia sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu, ia akan melakukannya meski harus menabrak realitas. Kekuatan fokus yang ekstrim ini kemudian dikenal dengan reality distortion jobs. Selama perjalanan karirnya, jobs selalu menekankan lagi dan lagi kalo desain produk Apple harus bersih dan sederhana. Keteguhan karakternya itu terbentuk semasa kuliah. Meski drop out, jobs masih boleh mengikuti kelas, dan ia mempergunakan kesempatan itu untuk memperkaya ilmu dan ketrampilannya. Salah satu kelas yang ia ambil adalah kelas kaligrafi yang kemudian memberinya keahlian untuk menciptakan elemen kunci dalam menghasilkan antarmuka pengguna grafis Mac Apple